Rabu, 23 Oktober 2019

Pengembangan dan Pemanfaatan Manggrove di Kampung Sopen

Foto Bersama Tim Yadupa dan Masyarakat

Dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan manggrove di kampung Sopen Distrik Biak Barat Kabupaten Biak Numfor, Yadupa memfasilitasi pertemuan bersama komunitas masyarakat adat dibalai kampung sopendo, Kamis (17/10/19). 
Bapak Mikhael Sopenbaken selaku kepala kampung sopendo merasa bersyukur dan bangga dengan kehadiran dan program di jalankan di kampung sopendo distrik biak barat.
“ Saya bersyukur kepada Tuhan juga merasa bangga karena program penanaman manggrove bisa ada di kampung sopendo distrik biak barat meskipun ada banyak kampung – kampung di Biak barat yang punya potensi manggrovenya luar biasa banyak”. Tuturnya.
Agus Faknik selaku staf program Yadupa juga Ketua Yadupa cabang Biak menjelaskan kegiatan penanaman dan pemanfataan ini sepenuhnya milik masyarakat yang akan dikelola untuk kepentingan masyarakat juga, Agus juga menambahkan bahwa manggrove bukan hanya pelindung dari abrasi dan tsunami, tetapi manggrove mempunyai banyak manfaat terutama bagi keberlangsungan mahkluk hidup manusia dan mahkluk hidup lainnya.

Penulis : Max Wayeni

Jumat, 04 Oktober 2019

Lokakarya Perencanaan Kampung Rambai Berbasis asset bersama Yayasan Anak Dusun Papua (YADUPA)



Tim Yadupa bersama Peserta Lokakarya

Yapen : Dalam rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung (RPJMK), Yayasan Anak Dusun Papua  sebagai salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat Adat Papua. menyelenggarakan Lokakarya Perencanaan Kampung Berbasis Aseet di Kampung Rambai Distrik Yawakukat kabupaten Kepulauan Yapen. Lokakarya yang berlangsung selama tiga hari ( 28-30 Juni 2019) merupakan perencanaan yang dibuat murni oleh masyarakat (bersifat buttom up). Perencanaan ini dibuat berdasarkan partisipasi masyarakat kampung Rambai seperti Aparatur kampung, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh adat, dan tokoh agama.
Tujuan memfasilitasi masyarakat dalam perencanaan kampung berbasis aset, agar masyarakat menyadari akan kekayaan  alam dan sumber daya manusia  yang adalah modal dalam pembangunan saat ini di kampung. Untuk menyadarkan dan mendorong masyarakat menghargai  aset (kekayaan) yang dimilikinya, maka Yadupa hadir dengan sebuah pendekatan baru yang disebut pendekatan Apresiatif Inquiry (AI) dan Kekayaan/Aset Dasar Masyarakat atau Asset Base Commnity Development (ABCD).
Selama proses lokakarya hingga selasainya kegiatan tersebut masyarakat dan aparat pemerintah kampung berhasil menyusun rencana mereka berdasarkan dengan potensi sumber daya ada di kampung sesuai dengan rencana pendanaan kampung rambai. Akhir dari pelaksanaan lokakarya tersebut peserta juga menyampaikan penilaian mereka seperti yang disampaikan oleh Bapak Yakob Numberi (Anggota BMK Kampung Rambai), “kami mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi bersama kami Masyarakat Kampung Rambai dalam Program Membangun Kampung kita kedepan”.Tuturnya.


Penulis : Max Wayeni

Kamis, 18 Juli 2019

Bahaya Miras di Kampung Yapan

Pengaruh mengkonsumsi minuman keras di kampung Yapan Distrik Anotaurei Kabupaten kepulauan Yapen boleh di katakan sangat memprihatinkan pasalnya hampir sebagian kalangan remaja, pemuda dan orang tua kini menjadikan miras sebagai bagian dari keseharian dan aktifitas kerja mereka.


Ilustrasi minuman keras

Dampak dari mengkonsumsi minuman keras di kampung Yapan telah menyebabkan keresahan terhadap setiap warga juga menimbulkan berbagai kasus baik pengurusakan rumah tinggal, perkalahian, pemerkorsaan,  penyakit HIV Aids, Stroke, kecelakaan lalu lintas dan kematian.  Pada tahun 2013 – 2019 tercatat lima ( 5 ) orang di kampung yapan meninggal dunia akibat kecelakaan yang bermula mengkonsumsi minuman keras. 

Peristiwa ini seharusnya menjadi teguran bagi kaum remaja, pemuda dan orang tua untuk lebih berwaspada dalam mengkonsumsi minuman keras.

Disini perlu keterlibatan tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, aparat kampung untuk bersama – sama mengatasi dan mencari solusi terhadap masalah –masalah yang tengah terjadi terlebih khusus minuman keras di kampung yapan. Dan jika hal ini tidak di hiraukan  maka akan menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan bermasyarakat di kampung Yapan.

Penulis : Markus Wayeni
Hp. 0821 9933 8087

Kamis, 20 Juni 2019

Dansa Adat mewarnai Wisata Rohani di Kampung Yapan dan Mantembu

Photo By; Dani Airey
Dansa Adat penjemputan tamu
Yapen, 20/06/2019. Kontingen Tor Wisata PAR Jemaat Sion Aisandami Kabupaten Wondama tiba di Jemaat Sion Mantembu Klasis Yapen Selatan,Kabupaten Kepulaun Yapen, yang di pimpin oleh Frengki Semboari, S.Pd,. Kamis 20/06/2019. Kegiatan ini  di warnai dengan rangkain kegiatan penjemputan adat seperti dansa adat, anseran (nyanyian adat), musik tambur, injak piring dan pencucian wajah dan kaki sebagai tanda terima tamu.


Pewarta : Max Wayeni
+62821 9933 8087.

Jumat, 14 Juni 2019

Kampung Yapan Eden Kecil di Yapen

Lereng gunung  Tanisi

Kampung Yapan adalah satu Kampung di Distrik Anotaurei Kabupaten Kepulauan Yapen, dengan jumlah jiwa kurang lebih 1000 Jiwa, yang di diami oleh beberapa marga besar seperti Wayeni, Semboari,Warmetan, Ambokari, Kanyuga dan Tanyuga.
Di lihat dari aspek budaya dan istiadat kampung Yapan adalah bagian dari Suku besar Onate yang mendiami lemba kaki gunung tanisi, dan di aliri sungai manainumi yang berliku – liku sampai ke pantai mariadei.
Jarak dari ibu kota ke kampung Yapan kurang lebih 1 KM, anda hanya membutuhkan 10 menit untuk tiba di kampung Yapan, akses ke kampung Yapan terbilang sangat mudah karena transportasi  berupa sepeda motor dan mobil sangat muda di jangkau.
Yapan yang terkenal sebagai penghasil buah-buahan, hasil kebun juga memiliki sumber air bersih yang hingga saat ini digunakan pemerintah sebagai sumber utama air bersih bagi warga kota serui dan sekitarnya.
Gunung Kawari dilihat dari Gunung tanisi
Kampung yang tepatnya berada di lembah tanisi dan kaki gunung wayoi yang memiliki kekayaan alam ini sebagian besar masyarakatnya adalah petani. Luas lahan berkebun terbilang luas bahkan hampir sebagian petani memiliki dua sampai tiga lahan berkebun yang terletak di sepanjang gunung tanisi sampai ke kaki gunung wayoi.
Bila anda mengunjungi beberapa kebun di lereng gunung tanisi tentunya anda melewati sungai maninumi dan menanjak lereng tanisi namun semua akan terbayarkan karena mata anda di manjakan dengan hijau sayur mayur yang tanami oleh masyarakat setempat.
Menurut pengakuan masyarakat bahwa pemilik hak ulayat gunung tanisi hingga pada lemba dan lereng-lereng gunung adalah marga besar semboari dan aninam yang berbatasan dengan beberpa marga lain seperti yapanani, wayangkau dan beberapa marga lainnya. Gunung tanisi sendiri digarap oleh masyarakat kampung yapan secara turun temurun, yang awalnya adalah hutan lebat namun dari hasil garapan masyarakat gunung tanisi sekarang menjadi lahan berkebun yang sampai saat ini masih di gunakan  sebagai lahan garap.
Bapak Orgenes Wayeni sedang memanen hasil kebun
Hasil garapan tersebut kini masyarkat telah menuai hasilnya seperti membangun rumah, membiayai sekolah anak-anak mulai SD – PT. katakanlah bapak Orgenes Wayeni yang kesehariannya adalah petani juga buruh bangunan kini telah menuai hasil yang menjajikan dimana semua anak-anak menikmati pendidikan sampai menamatkan pendidikan di beberapa perguruan  tinggi.

Penulis: Max Wayeni

0821 9933 8087

Kamis, 25 April 2019

Hut YADUPA sebagai bentuk refleksi terhadap pelayanan






Jayapura, Yadupa - Perayaan hari ulang tahun Yayasan  Anak Dusun Papua di Ruang pertemuan Yadupa Pusat di Jayapura, Selasa (23/4/2019) perayaan ini ditandai dengan pemasangan lilin dan pemotongan kue serta Doa  sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas penyertaanNya.
Mr Leonard Imbiri selaku Direktur Yayasan Anak Dusun Papua (YADUPA), mengajak seluruh staf untuk merefleksikan kembali pelayanan yadupa dan apa saja yang sudah dilakukan untuk Masyarakata Adat Papua (MAP).
            “Yadupa harus merefleksikan diri terhadap pelayanan dan apa saja yang sudah dikerjakan dengan masyarakat, kita harus menunjukan bahwa kita adalah anak-anak adat dan karena itu kita harus memberikan kontribusi sebagai komitmen kita kepada masyarakat adat,” ujarnya.
 Leo juga menambahkan komitmen harus dilandasi dengan kesediaan diri dan menata diri bagi pelayanan.
 “ Komitmen harus dilandasi dengan kesediaan untuk menata diri bagi pelayanan,” menurut pengamatan Direktur Yadupa yang juga selaku sekretaris Dewan Adat Papua (DAP) bahwa apa yang di terjadi di Dewan adat Papua, YADUPA dan Institusi – institusi yang menamakan diri sebagai institusi adat mempunyai tantangan sebagai anak  adat yang memiliki budaya. “ komitmen adat yaitu kerinduan untuk memahami adat kita untuk bertumbuh didalam adat kita dan memperkuat seluruh system adat dan menjadikan Masyarakat Adat Tuan di negeri sendiri (Papua), tetapi untuk menjadi Tuan di negeri sendiri kita dihadapi oleh sistym atau tantangan dari luar yang memacu kita untuk menyesuaikan irama kerja, kapasitas kerja dengan kondisi ekternal yang telah mengancam kita,” Ujarnya.

Penulis : Markus Wayeni



Selasa, 23 April 2019

Owi Pulau terindah di Biak


Pulau Owi adalah salah satu pulau yang berada diwilayah administrasi Distrik Biak Timur Kabupaten Biak Numfor dengan luas wilayah adalah 3,54 km² atau 1,62% dengan jumlah penduduk yaitu 250 jiwa yang terbagi dari laki-laki 127 dan perempuan 123. Pulau Owi terdiri dari beberapa marga yaitu Rumere, Rumansara, Rumpaidus, Sanyar, Koibur, Meokbun dan beberapa marga lainnya, mereka hidup rukun dan ramah. Sebagian besar pekerjaan masyarakat adalah nelayan, pengrajin, pandai besi dan petani. Untuk menempuh perjalanan ke Pulau Owi anda harus menempuh jarak 35Km dengan menggunakan perahu.

Pulau Owi disebut sebagai pulau bersejarah bagi perang dunia ke II, Keberadaan Pulau Owi  walau kecil punya peran dalam perang di Asia Pasifik, yang dipimpin  Jenderal Douglas Mc Arthur. Dialah sosok yang memimpin pasukan sekutu dalam usaha mengusir Jepang dari Asia Tenggara. Kekuatan Jepang saat itu betul-betul tangguh, wilayah Asia Tenggara seluruhnya sudah dikuasai. selain memiliki sejarah pulau owi juga memiliki keindahan pantai dengan pasirnya yang putih di mengelilingi pulau. Rasa lelah anda tentunya akan terbayarkan oleh keindahan pantai membuat anda semakin nyaman disana, ada juga dapat menikmati ponarama yang indah dikala matahari perlahan – lahan meninggalkan bekasnya membuat laut menjadi indah bagaikan kilauan emas murni yang mengapung ditepian air laut.

Karena memang masih sangat alami, pantai di Pulau Owi pun menjadi lukisan alam yang sangat indah. Jejeran pohon kelapa yang menghiasi sekeliling pulau terliha seperti para prajurit yang siap menjaga kelestarian pulau ini. Selain itu, perpaduan antara pasir putih dan lautnya yang biru menjadi permadani luas yang terlihat sangat cantik. Pulau yang indah yang menakjubkan  dan bersejerah ini akan selalu dikenang dari masa ke masa.

Penulis : Markus Wayeni

Kamis, 11 April 2019

Air Sumber Kehidupan



Air merupakan kebutuhan utama manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – sehari, tanpa ketersediaan air maka semuanya akan terasa sulit.
Perbaiakan sarana air bersih
di Kampung Yapan
Ada banyak persoalan yang di timbulkan oleh ulah manusia sendiri menyebabkan debet air berkurang seperti penebangan liar, pembersihan lahan kebun di pinggiran air, penggalian material, dll.  Hal serupa dengan apa yang disampaikan WWF bahwa Jumlah air yang terbatas dan semakin banyaknya manusia menyebabkan terjadinya krisis air bersih. Selain jumlahnya, kualitas air tawar yang ada pun semakin rusak. Perebutan penggunaan air bersih untuk berbagai penggunaan menyebabkan hilangnya akses yang layak terhadap air bersih bagi sebagian orang. Perilaku boros air bersih menyebabkan semakin banyak lagi orang yang kehilangan akses terhadap air bersih.
Menurut PBB, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih, tiga miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang memadai, dan angka kematian akibat penyakit menular melalui air yang kurang bersih mencapai tiga juta kematian per tahun.
Kampung Yapan dan Mantembu Distrik Anotaurei Kabupaten Kepulauan Yapen Propinsi PAPUA, merupakan kampung yang memiliki akses sumber air bersih untuk kebutuhan masyarakat diwilayah kota dan sekitarnya. Namun sayangnya aktifitas penebangan yang dilakukan oleh penebang lokal masih terjadi, pembukaan lahan kebun di pinggiran sumber/mata air masih terus dilakukan, penggalian material tipe C yang dilakukan oleh perusahaan milik salah satu pejabat Pemerintah masih terus beroperasi sehingga berbagai macam persoalan terjadi disana, mulai dari jumah debit air berkurang, banjir bandang, putusnya akses penghubung seperti jembatan, kehilangan lahan untuk perumahan dan masih banyak lagi persoalan lainya disana.
Air adalah hal yang paling penting untuk kesejahteraan kita. Seperti darah di tubuh kita, air bekerja siang dan malam. Tanpa air aktifitas manusia akan berhenti, tanpa air kehidupan akan berakhir pula di planet bumi.

Penulis : Markus Wayeni
Komunitas GATtAA







Kamis, 04 April 2019


Komunitas
Gerakan Dua Tangan untuk Kemanusiaan (Humanity)
GATtAA
Filosifi  Dua Tangan
Tuhan menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. dengan segala garis tangan kehidupan manusia itu masing-masing. 
Setiap bagian pada tubuh manusia memiliki maksud dan tujuannya, termasuk dua tangan. Mungkin kita pernah dengar dan meyakininya bahwa ciptaan Tuhan tak ada yang pernah sia-sia. Begitu pula dengan kedua tangan yang kita miliki. Ketika manusia (kita) tumbuh dewasa disana kita akan sadar dan memahami hakikat kedua tangan yaitu untuk membantu dirimu sendiri, dan yang lain untuk membantu orang lain.

Ungkapan kata-kata tersebut  adalah bagian dimana  Tuhan menciptakan manusia bukan hanya untuk diri sendiri melainkan ada seseorang yang membutuhkan kita. Ada dua Hubungan manusia di dunia ini yaitu yang disebut dengan  vertical yang dan horizontal. Hubungan vertikal adalah hubungan antara individu dengan Tuhan, sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan antar-makhluk. Pembagian ini menjadi begitu populer di kalangan manusia. Namun sering dalam perjalanan manusia kedua hubungan ini sangatlah tidak seimbang.
Sejatinya dua tangan adalah memberi dan menerima atau mengengam dan melepaskan. Hidup bukan hanya memikirkan persoalan dunia melainkan juga kehidupan setelah mati yang dikenal sebagai akhirat. Esensi menjadi manusia seutuhnya adalah dengan terus belajar menjadi manusia yang lebih  baik bukan karena tuntutan orang lain ataupun diterima orang lain.
Memang sudah takdir manusia dilahirkan menjadi makhluk sosial atau makhluk yang bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial bermula dari ketidakmampuan manusia sebagai makhluk individu dalam memenuhi kebutuhannya. Dari sini manusia mulai membutuhkan bantuan orang lain. Kemudian dengan sendirinya manusia bergaul dengan masyarakat sehingga timbul kesatuan antar individu yang saling meringankan beban satu sama lainnya.
Manusia juga disebut sebagai makhluk ciptaan tuhan bertujuan untuk mencapai tujuan baik secara duniawi dan surgawi kebahagiaan itu dicapai bila manusia semakin menyempurnakan dirinya. Maka manusia secara bebas mengembangkan dirinya untuk semakin menjadi sempurna dan semakin baik. Manusia mengembangkan segi hidupnya, segi rohani, jasmani, pribadi, sosial, budaya, akal budi, emosi, religiositasnya. Semua segi itu perlu dikembangkan secara seimbang.
Kesempurnaan manusia itu ternyata hanya dapat tercapai bila dalam proses penyempurnaan itu ia menyempurnakan sesamanya dan dunia tempat dia berada. Tanpa menyempurnakan mereka itu, manusia tidak dapat menjadi semakin sempurna. Secara sederhana itu berarti bahwa manusia baru akan menjadi lebih baik, lebih berkembang, lebih mendekati Tuhan bila dalam hidup ini dia berdamai dan mengasihi sesama manusia, alam dan tentu dengan Tuhan.
 ( Diberkati untuk Memberkati )

Pengembangan dan Pemanfaatan Manggrove di Kampung Sopen

Foto Bersama Tim Yadupa dan Masyarakat Dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan manggrove di kampung Sopen Distrik Biak Barat Kabup...