Kamis, 04 April 2019


Komunitas
Gerakan Dua Tangan untuk Kemanusiaan (Humanity)
GATtAA
Filosifi  Dua Tangan
Tuhan menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. dengan segala garis tangan kehidupan manusia itu masing-masing. 
Setiap bagian pada tubuh manusia memiliki maksud dan tujuannya, termasuk dua tangan. Mungkin kita pernah dengar dan meyakininya bahwa ciptaan Tuhan tak ada yang pernah sia-sia. Begitu pula dengan kedua tangan yang kita miliki. Ketika manusia (kita) tumbuh dewasa disana kita akan sadar dan memahami hakikat kedua tangan yaitu untuk membantu dirimu sendiri, dan yang lain untuk membantu orang lain.

Ungkapan kata-kata tersebut  adalah bagian dimana  Tuhan menciptakan manusia bukan hanya untuk diri sendiri melainkan ada seseorang yang membutuhkan kita. Ada dua Hubungan manusia di dunia ini yaitu yang disebut dengan  vertical yang dan horizontal. Hubungan vertikal adalah hubungan antara individu dengan Tuhan, sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan antar-makhluk. Pembagian ini menjadi begitu populer di kalangan manusia. Namun sering dalam perjalanan manusia kedua hubungan ini sangatlah tidak seimbang.
Sejatinya dua tangan adalah memberi dan menerima atau mengengam dan melepaskan. Hidup bukan hanya memikirkan persoalan dunia melainkan juga kehidupan setelah mati yang dikenal sebagai akhirat. Esensi menjadi manusia seutuhnya adalah dengan terus belajar menjadi manusia yang lebih  baik bukan karena tuntutan orang lain ataupun diterima orang lain.
Memang sudah takdir manusia dilahirkan menjadi makhluk sosial atau makhluk yang bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial bermula dari ketidakmampuan manusia sebagai makhluk individu dalam memenuhi kebutuhannya. Dari sini manusia mulai membutuhkan bantuan orang lain. Kemudian dengan sendirinya manusia bergaul dengan masyarakat sehingga timbul kesatuan antar individu yang saling meringankan beban satu sama lainnya.
Manusia juga disebut sebagai makhluk ciptaan tuhan bertujuan untuk mencapai tujuan baik secara duniawi dan surgawi kebahagiaan itu dicapai bila manusia semakin menyempurnakan dirinya. Maka manusia secara bebas mengembangkan dirinya untuk semakin menjadi sempurna dan semakin baik. Manusia mengembangkan segi hidupnya, segi rohani, jasmani, pribadi, sosial, budaya, akal budi, emosi, religiositasnya. Semua segi itu perlu dikembangkan secara seimbang.
Kesempurnaan manusia itu ternyata hanya dapat tercapai bila dalam proses penyempurnaan itu ia menyempurnakan sesamanya dan dunia tempat dia berada. Tanpa menyempurnakan mereka itu, manusia tidak dapat menjadi semakin sempurna. Secara sederhana itu berarti bahwa manusia baru akan menjadi lebih baik, lebih berkembang, lebih mendekati Tuhan bila dalam hidup ini dia berdamai dan mengasihi sesama manusia, alam dan tentu dengan Tuhan.
 ( Diberkati untuk Memberkati )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengembangan dan Pemanfaatan Manggrove di Kampung Sopen

Foto Bersama Tim Yadupa dan Masyarakat Dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan manggrove di kampung Sopen Distrik Biak Barat Kabup...